Tawassuth.com – P2GP (pemotongan atau perlukaan genitalia perempuan) bagi masyarakat kita biasanya dikenal dengan istilah khitan. Khitan merupakan praktik yang dipercaya dapat memuliakan perempuan, walaupun dalam ilmu medis itu tidak ada manfaatnya untuk perempuan.
Dalam masyarakat yang mempraktikkan P2GP, P2GP sendiri dianggap sebagai norma sosial yang mendukung keyakinan bahwa proses ini menjadikan perempuan sempurna keislamannya.
Pemahaman agama terhadap praktik P2GP berkelindan antara budaya dan agama, ada pula yang mempercayai bahwa praktik P2GP yang dilakukan turun termurun ini mampu mengendalikan hasrat seksual, meningkatkan kesehatan reproduksi dan meningkatkan keharmonisan perkawinan.
Merujuk WHO, P2GP tidak memiliki manfaat untuk kesehatan, justru membahayakan untuk anak perempuan dan perempuan dalam banyak hal, seperti gangguan psikologis, disfungsi seksual, dan gangguan reproduksi. Hal tersebut menunjukan bahaya khitan pada perempuan adalah nyata, namun masyarakat kita belum banyak yang menyadari akan hal itu.
Menurut Konferensi Internasional Perempuan ke IV, Beijing 1995: Salah satu bidang kritis: "Kekerasan terhadap Perempuan", termasuk kerusakan kelamin perempuan atau Female Genital Multilation.
Jika khitan pada laki-laki menimbulkan kemaslahatan, sebaliknya, khitan bagi perempuan justru menimbulkan kemafsadatan. Dari anatomi tubuh laki-laki dan perempuan, dapat dibedakan bahwa bagian dari laki-laki terdapat bagian yang dikhitan, namun tidak ada pada perempuan.
Jaga perempuan jangan sampai dikhitan baik simbolik melukai apalagi memotong, jaga keutuhan vagina agar perempuan bisa menstruasi, hamil, melahirkan serta nifas dengan nyaman, tidak semakin Wahnan Ala Wahnin (sakit yang berlipat-lipat).
Mari kita hentikan khitan pada perempuan, karena selain tidak mengandung nilai manfaat, khitan pada perempuan justru menimbulkan kerusakan.
Tags
Esai