Tawassuth.com – Remy Sylado mampu membawa pembaca pada imajinasi yang luhur, sebab ia menulis sebuah novel begitu detail. Kisah demi kisah mengalir dengan sempurna dan penguasaan bahasanya yang mengagumkan.
Begitulah sedikit gambaran bahwa buku Kerudung Merah Kirmizi yang dinobatkan Pemenang Hadiah Sastra Khatulistiwa 2002—memang jempolan. Akan tetapi, ada hal yang mengganggu dalam pikiran saya saat membacanya terutama pada takhayul yang tercipta.
Entah takhayul yang dibuat Remy dalam novel ini sebuah kelebihan atau kekurangan, tetapi saya ingin mengatakan bahwa ini adalah sebuah kekurangan.
Takhayul itu berangkat dari mimpi tokoh pertama Myrna. Ia terganggu dengan kembang tidurnya sehingga ia mengadukan mimpinya itu kepada Shinta—ipar Myrna dari bekas suaminya Andiono.
Shinta membawa Myrna ke seorang yang dianggapnya pakar cenayang. Sialnya, dalam ramalan yang dilakukan oleh Cik Susianti, Shinta menyamakan dengan kisah Nabi Yusuf yang berhasil menjawab mimpi seorang raja.
"Mustahil? Ceuceu lupa kisah kitab suci tentang Yusuf di tanah Mesir? Dia diangkat menjadi menteri oleh raja kafir Firaun, sebab dia berhasil menerjemahkan mimpi sang raja, dan ternyata mimpi itu benar-benar terwujud." (Hlm 209).
Jelas manusia biasa dan wakil Tuhan yang diberi wahyu tidak sekonyong-konyong dapat disetarakan. Terlebih, ramalan Cik Susianti dari awal sampai akhir dari buku ini tidak ada yang meleset sama sekali. Dan memang sempurna sesuai apa yang diucapkan Cik Susianti.
Bahkan bisa dibilang bahwa ramalan mimpi yang dilakukan oleh Cik Susianti merupakan kisi-kisi menjadi alur cerita dalam buku ini. Anda akan tahu nasib Myrna seperti apa setelah dia menyetorkan mimpinya itu.
Intinya, saat diramalkan akan mendapat sial, keberuntungan, dan kepedihan hati yang mendalam sama sekali tidak meleset—dan itulah alur ceritanya. Bagi manusia yang tidak percaya takhayul, kita akan mengatakan bahwa ramalannya itu akan meleset.Ejakulasi
Mungkin itu juga kelebihan Remy, sebab manusia Indonesia yang terdidik kurang begitu percaya pada takhayul sehingga saat membaca cerita yang jelas-jelas sudah dibocorkan, tetapi kita mengatakan bahwa "ramalan mimpi Cik Susianti tidak betul semua".
Ejakulasi Cerita
Saya tidak berbohong bahwa novel Remy Sylado yang satu ini begitu detail. Saking detailnya kita dapat membayangkan tokoh dalam buku ini yang begitu banyak, tetapi imajinasi begitu tersusun seperti pazel yang kuat lagi sempurna.
Sangat disayangkan, novel yang sebegitu tebalnya dengan tokoh yang begitu banyak—tetapi ditutup dengan ejakulasi dini. Padahal, ceritanya bisa lebih sempurna seandainya tidak buru-buru menutup cerita.
Bayangkan saja, dari cerita-cerita yang begitu detail dan tersusun rapi, Remy menutup dengan sebuah percakapan yang menggantung antara Myrna dengan Winata yang akan melangsungkan pernikahannya.
Kita tahu, bahwa Myrna tidak mencintai Winata dengan sempurna seperti cintanya kepada Luc Sondak—namun dalam novel ini Luc Sondak dikabarkan tertembak tiga peluru oleh anak buah Oom Sam.
Dengan begitu, Myrna menerima cintanya Winata sebab dia beranggapan bahwa Luc Sondak pasti sudah mati dibolongi tiga peluru yang menembus lambung, leher, dan dadanya, tetapi saat saat akan menikah besoknya—Luc Sondak besama Laksmi, dan Bujel hadir di rumah Myrna.
***
Balik lagi pada penutup cerita novel ini. Myrna mengatakan sejujurnya di kamar, empat mata dengan Winata bahwa tidak bisa melangsungkan pernikahannya besok dengan penolakan yang halus—musabab ada Luc Sondak datang.
"Nikahlah dengan perempuan baik. Nia perempuan yang kebetulan sangat mendambakan figur lelaki seperti akang. Nikahlah dengan dia. Dia mengagumi akang. Dia melihat akang sebagai polisi yang sama jujurnya seperti abahnya." (Hlm 606).
Jelaslah Winata tidak mudah menerima saran Myrna—sebab Winata belum kenal lama dengan Nia. Akan tetapi, besoknya Shinta mengumumkan kepada hadirin yang hadir di pesta pernikahan bahwa yang menikah dengan Myrna bukan Winata.
"Di dalam pernikahan yang bapak ibu terima, disebutkan bahwa pernikahan hari ini adalah pengantinnya Myrna dengan Winata. Memang betul. Tapi yang lebih betul sesuai permainan April Mop atau April Fool's Day adalah kedua pengantin itu akan hadir di sini dengan pasangannya masing-masing: Myrna dengan Profesor Luc Sondak, dan Superintendent Winata dengan Nia." (Hlm 606).
Penulis: Remy Sylado
Judul: Kerudung Merah Kirmizi
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Tahun terbit: April 2002
Halaman: 675 halaman
Jebul!
Serang, 1 Juni 2022
Tags
Buku